KISAH NABI SULAIMAN AS
KISAH NABI SULAIMAN AS - Nabi Sulaiman adalah salah seorang putra dari Nabi Daud AS. Sejak dirinya masih kecil sekitar berusia sebelas tahun, Sulaiman kecil sudah menampakan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian didalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan.
Sewaktu sang ayah Daud menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il dirinya selalu mendampingi sang ayah dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi didalam masyarakat. Sulaiman memang sengaja selalu dibawa oleh Daud menghadiri sidang-sidang peradilan dan menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkan Sulaiman sebagai putera mahkota jika memang dirinya yang terpandai diantara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya, yang kelak akan menggantikannya memimpin kerajaan.
Tanda kecerdasan Nabi Sulaiman ditunjukan pada saat peristiwa yang terjadi dalam sidang peradilan yang waktu itu Sulaiman ikut hadir. Dalam persidangan itu ada dua orang datang mengadu meminta kepada Nabi Daud AS mengadili perkara sengketa mereka, yaitu kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki tersebut telah dimasuki oleh kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusaknya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawasannya memang hewan ternaknyalah yang merusak perkebunan milik kawannya tersebut.
Dalam perkara tersebut, Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang diderita oleh pemilik kebun akibat kerusakan perkebunannya, maka pemilik hewan kambing tersebut harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kelalaian menjaga binatang ternak miliknya.
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar putusan yang dijatuhkan sang ayah itu dirasa kurang tepat, dan berkatalah Sulaiman kepada Ayahnya : "Wahai ayahku, menurutku keputusan itu sepatutnya berbunyi demikian ayah : Kepada pemilik perkarangan yang telah rusak tanamannya diserahkanlah hewan ternak kambing untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedangkan perkarangan kebun yang sudah rusak itu diserahkan kepada tetangganya pemilik hewan ternak untuk dipugardan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Dan keputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya. Peristiwa itu merupakan permulaan dari sejarah hidup NAbi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud AS.
Sulaiman mempunyai kakak yang bernama Absyalum. Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh sang adik, ia beranggapan bahwa dirinyalah yang patut menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lemah fisiknya dan lebih muda usianya dan belum banyak pengalaman hidup seperti dirinya. Karena itu Absyalum menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut dia tidak berlaku adil dan telah merampas haknya sebagai pewaris pertama dari tahta keraja Bani Isra'il.
Absyalum mempunyai maksud akan memberontak terhadap ayahnya dan akan bejuang mati-matian untuk merebut kekuasaan dari tanga ayahnya atau adiknya dengan cara apapun yang harus ia korbankan untuk mencapai cita-citanya tersebut, mulai dari mendekati rakyat, serta membantu kesusahan mereka dan mempersatukan meraka dibawah pengaruh dan kepemimpinannya.
Setelah merasa bahwa pengaruhnya sudah luas dikalangan rakyat Bani Isra'il, Absyalum menggangap bahwa saatnya telah tiba melaksanakan rencananya untuk merebut kekuasaan dan mengambil alih kekuasaan dari sang ayahnya dengan paksa.
Pada suatu pagi hari kala Daud sedang duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahnya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriaki pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota pun menjadi kacau dilanda huru-hara, keamanan tidak terkendali dan perkelahian terjadi dimana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasan Absyalum.
Nabi Daud merasa merasa sedih melihat kejadian tersebut, kekacauan yang melanda negerinya yang diakibatkan oleh perbuatan puteranya sendiri. Dan dirinya pun mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tak diinginkan, keluarlah Daud dan pekerjanya meninggalkan istana menyeberangi sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera mendudukin istana kerajaan.
Sementara itu Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Allah di atas bukit Zaitun memohon pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu. Akhirnya Daud mengambil keputusan untuk merebut kembali kerajaannya dari tangan puteranya sendiri, beliau mengirim tentara dari pengikutnya yang setia untuk merebut kembali kerajaan Bani Isra'il tapi dengan tindakan yang bijaksana dan sebisa mungkin menghindari pertumpahan darah kembali, terlebih beliau berpesan jangan sampai membunuh anaknya Absaylum.
Tapi takdir telah menentukan lain. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri. Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Setelah empat puluh tahun meduduki tahta kerajaan Bani Isra'il akhirnya Nabi Daud wafat dalam usia yang lanjut, dan dinobatkanlah Sulaiman sebagai pewarisnya sebagai mana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh, dan Allah telah telah menundukannya makhluk-makhluk lain yaitu Jin dan burung-burung yang kesemuanya berada dibawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala perintahnya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu karunia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, pembuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Dan sebagai salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan Sulaiman menangkap maksud suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang diperintahkan dan ucapakan.
Takala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, Jin dan binatang-binatang lain menuju sebuah tempat bernama Asgalan dirinya melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya kedalam sarangmu agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya tanpa ia sadar dan sengaja." Nabi Sulaiman yang mendengar suara semut yang ketakutan tersebut pun tertawa dan tersenyum, dan ia memberi tahu hal itu kepada pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjub bahwa binatang pun mengerti bahwa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatau makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sadar.
Setelah Nabi Sulaiman membangun Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman, setibanya di San'a ibukota Yeman dirinya memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk mencarikan sumber air di tempat yang tandus itu. Ternyata burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak termasuk pada burung-burung yang selalu patuh untuk melakukan tugas dari Nabi Sulaiman, dan beliau pun marah dan mengancam akan mengajar burung hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung hud-hud yang hingap didepan Sulaiman sambil menundukan kepala ketakutan : "Aku telah telah menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka tuan, aku telah menemukan kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Dan aku melihat ratu dan pengikutnya tidak mengenal Tuhan pencipta alam semesta, mereka tidak menyembah dan sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tetapi kepada matahari.
Berkata Sulaiman kepada hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau sampaikan ini yang ku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran berita mu itu bawalah suratku ini ke saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepatnya sambil kami menanti jawaban dari Ratu Saba atas suratku.
Tibalah burung hud-hud di Saba dan disampikanlah surat dari Nabi Sulaiman tersebut, dibuka dan dibaca yang isinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dari pada ku, Sulaiman. Janganlah kemu bersikap sombong terhadapku dan menggangap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
Setelah membaca surat dari Nabi Sulaiman ratu Balqis memanggil para pembesar dan penasehat kerajaan berkumpul untuk bermusyawarah untuk mengambil langkah apa yang harus diambil atas surat dari Nabi Sulaiman. Setelah berdiskusi para penasehat menyerahkan keputusan yang diambil kepada ratu Balqis, ratu Balqis akhirnya mengambil langkah damai dengan megirimkan hadiah barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesona dan menyilaukan mata dari Nabi Sulaiman.
Selagi ratu Balqis siap-siap mengatur hadiah yang akan diberikan kepada Sulaiman, burung hud-hud mengintai dan memberikan kabar rencana Ratu Balqis kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman mendengar berita yang disampaikan hud-hud lalu memerintahkan pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata para utusan Balqis bila mereka tiba.
Dan utusan ratu Balqis pun tiba disambut dengan ramah oleh Sulaiman, dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan membawa hadiah lalu nabi Sulaiman berkata: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniahiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang daripada makhluk-Nya. Disamping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan di anugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaan ku tidak saja berlaku pada manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana ku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadia yang kamu bawakan ini dan mengira bahwa akan tersilaukan mata kami dengan hadiah ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahwa kami akan mengirimkan bala tentara yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku."
Utusan ratu Balqis kembali melaporkan kepadanya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman, dan ratu Balqis berfikir cara terbaik adalah menyerahkan diri untuk menyelamatkan dirinya serta kerajaannya. Nabi Sulaiman berhasrat ingin menunjukan kepada ratu Balqis bahwa ia memiliki kekuasan ghaib disamping kekuasan lahirnya bahwa ia mampu mendatangkan tahta ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit, jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukmu." dan yang yang lain berkata "Aku akan membawa tahta itu kesini sebelum engkau sempat memejamkan matamu"
Ketika nabi Sulaiman melihat Tahta Balqis sudah berada didepannya, berkat ia: "Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengikari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhny Allah maha Kaya lagi Maha Mulia."
Akhirnya tibalah ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman, dan bertanyalah nabi Sulaiman: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya , bagaimana mungkin bahwa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahwa tahta itu berada di istana takkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balqis berada dalam binggung, keheranan melihat tahtanya sudah berpindah ke istana Sulaiman ia dibawa masuk kedalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun utuk menerimannya. Lantai-lantai dan dingingnya terbuat dari kaca putih, balqis segera menyingkap pakainnya ke atas betisnya ketika berada dalam ruanga itu, ia mengira berada diatas sebuah kolam air yang dapat membasahi pakaiannya. Berkata Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu, engkau tidak berada di atas kolam air, apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh, Tuhanku," Balqis berkata menyadari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukan oleh Nabi Sulaiman, dan dia berkata "Aku telah lama tersesat berpaling darpada-Mu, malalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh, kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Dan menurut para ahli tafsir akhirnya Nabi Sulaiman dan Balqis ratu Saba akhirnya menikah.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 - 44
Sekian dan Terim Kasih!
Baca juga kisah 25 Nabi lainnya, disini.
Sewaktu sang ayah Daud menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il dirinya selalu mendampingi sang ayah dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi didalam masyarakat. Sulaiman memang sengaja selalu dibawa oleh Daud menghadiri sidang-sidang peradilan dan menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkan Sulaiman sebagai putera mahkota jika memang dirinya yang terpandai diantara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya, yang kelak akan menggantikannya memimpin kerajaan.
Tanda kecerdasan Nabi Sulaiman ditunjukan pada saat peristiwa yang terjadi dalam sidang peradilan yang waktu itu Sulaiman ikut hadir. Dalam persidangan itu ada dua orang datang mengadu meminta kepada Nabi Daud AS mengadili perkara sengketa mereka, yaitu kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki tersebut telah dimasuki oleh kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusaknya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawasannya memang hewan ternaknyalah yang merusak perkebunan milik kawannya tersebut.
Dalam perkara tersebut, Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang diderita oleh pemilik kebun akibat kerusakan perkebunannya, maka pemilik hewan kambing tersebut harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kelalaian menjaga binatang ternak miliknya.
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar putusan yang dijatuhkan sang ayah itu dirasa kurang tepat, dan berkatalah Sulaiman kepada Ayahnya : "Wahai ayahku, menurutku keputusan itu sepatutnya berbunyi demikian ayah : Kepada pemilik perkarangan yang telah rusak tanamannya diserahkanlah hewan ternak kambing untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedangkan perkarangan kebun yang sudah rusak itu diserahkan kepada tetangganya pemilik hewan ternak untuk dipugardan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Dan keputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya. Peristiwa itu merupakan permulaan dari sejarah hidup NAbi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud AS.
Sulaiman mempunyai kakak yang bernama Absyalum. Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh sang adik, ia beranggapan bahwa dirinyalah yang patut menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lemah fisiknya dan lebih muda usianya dan belum banyak pengalaman hidup seperti dirinya. Karena itu Absyalum menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut dia tidak berlaku adil dan telah merampas haknya sebagai pewaris pertama dari tahta keraja Bani Isra'il.
Absyalum mempunyai maksud akan memberontak terhadap ayahnya dan akan bejuang mati-matian untuk merebut kekuasaan dari tanga ayahnya atau adiknya dengan cara apapun yang harus ia korbankan untuk mencapai cita-citanya tersebut, mulai dari mendekati rakyat, serta membantu kesusahan mereka dan mempersatukan meraka dibawah pengaruh dan kepemimpinannya.
Setelah merasa bahwa pengaruhnya sudah luas dikalangan rakyat Bani Isra'il, Absyalum menggangap bahwa saatnya telah tiba melaksanakan rencananya untuk merebut kekuasaan dan mengambil alih kekuasaan dari sang ayahnya dengan paksa.
Pada suatu pagi hari kala Daud sedang duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahnya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriaki pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota pun menjadi kacau dilanda huru-hara, keamanan tidak terkendali dan perkelahian terjadi dimana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasan Absyalum.
Nabi Daud merasa merasa sedih melihat kejadian tersebut, kekacauan yang melanda negerinya yang diakibatkan oleh perbuatan puteranya sendiri. Dan dirinya pun mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tak diinginkan, keluarlah Daud dan pekerjanya meninggalkan istana menyeberangi sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera mendudukin istana kerajaan.
Sementara itu Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Allah di atas bukit Zaitun memohon pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu. Akhirnya Daud mengambil keputusan untuk merebut kembali kerajaannya dari tangan puteranya sendiri, beliau mengirim tentara dari pengikutnya yang setia untuk merebut kembali kerajaan Bani Isra'il tapi dengan tindakan yang bijaksana dan sebisa mungkin menghindari pertumpahan darah kembali, terlebih beliau berpesan jangan sampai membunuh anaknya Absaylum.
Tapi takdir telah menentukan lain. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri. Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Setelah empat puluh tahun meduduki tahta kerajaan Bani Isra'il akhirnya Nabi Daud wafat dalam usia yang lanjut, dan dinobatkanlah Sulaiman sebagai pewarisnya sebagai mana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh, dan Allah telah telah menundukannya makhluk-makhluk lain yaitu Jin dan burung-burung yang kesemuanya berada dibawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala perintahnya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu karunia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, pembuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Dan sebagai salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan Sulaiman menangkap maksud suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang diperintahkan dan ucapakan.
Takala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, Jin dan binatang-binatang lain menuju sebuah tempat bernama Asgalan dirinya melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya kedalam sarangmu agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya tanpa ia sadar dan sengaja." Nabi Sulaiman yang mendengar suara semut yang ketakutan tersebut pun tertawa dan tersenyum, dan ia memberi tahu hal itu kepada pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjub bahwa binatang pun mengerti bahwa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatau makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sadar.
Setelah Nabi Sulaiman membangun Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman, setibanya di San'a ibukota Yeman dirinya memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk mencarikan sumber air di tempat yang tandus itu. Ternyata burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak termasuk pada burung-burung yang selalu patuh untuk melakukan tugas dari Nabi Sulaiman, dan beliau pun marah dan mengancam akan mengajar burung hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung hud-hud yang hingap didepan Sulaiman sambil menundukan kepala ketakutan : "Aku telah telah menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka tuan, aku telah menemukan kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Dan aku melihat ratu dan pengikutnya tidak mengenal Tuhan pencipta alam semesta, mereka tidak menyembah dan sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tetapi kepada matahari.
Berkata Sulaiman kepada hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau sampaikan ini yang ku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran berita mu itu bawalah suratku ini ke saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepatnya sambil kami menanti jawaban dari Ratu Saba atas suratku.
Tibalah burung hud-hud di Saba dan disampikanlah surat dari Nabi Sulaiman tersebut, dibuka dan dibaca yang isinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dari pada ku, Sulaiman. Janganlah kemu bersikap sombong terhadapku dan menggangap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
Setelah membaca surat dari Nabi Sulaiman ratu Balqis memanggil para pembesar dan penasehat kerajaan berkumpul untuk bermusyawarah untuk mengambil langkah apa yang harus diambil atas surat dari Nabi Sulaiman. Setelah berdiskusi para penasehat menyerahkan keputusan yang diambil kepada ratu Balqis, ratu Balqis akhirnya mengambil langkah damai dengan megirimkan hadiah barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesona dan menyilaukan mata dari Nabi Sulaiman.
Selagi ratu Balqis siap-siap mengatur hadiah yang akan diberikan kepada Sulaiman, burung hud-hud mengintai dan memberikan kabar rencana Ratu Balqis kepada Sulaiman. Nabi Sulaiman mendengar berita yang disampaikan hud-hud lalu memerintahkan pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata para utusan Balqis bila mereka tiba.
Dan utusan ratu Balqis pun tiba disambut dengan ramah oleh Sulaiman, dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan membawa hadiah lalu nabi Sulaiman berkata: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniahiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang daripada makhluk-Nya. Disamping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan di anugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaan ku tidak saja berlaku pada manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana ku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadia yang kamu bawakan ini dan mengira bahwa akan tersilaukan mata kami dengan hadiah ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahwa kami akan mengirimkan bala tentara yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku."
Utusan ratu Balqis kembali melaporkan kepadanya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman, dan ratu Balqis berfikir cara terbaik adalah menyerahkan diri untuk menyelamatkan dirinya serta kerajaannya. Nabi Sulaiman berhasrat ingin menunjukan kepada ratu Balqis bahwa ia memiliki kekuasan ghaib disamping kekuasan lahirnya bahwa ia mampu mendatangkan tahta ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit, jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukmu." dan yang yang lain berkata "Aku akan membawa tahta itu kesini sebelum engkau sempat memejamkan matamu"
Ketika nabi Sulaiman melihat Tahta Balqis sudah berada didepannya, berkat ia: "Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengikari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhny Allah maha Kaya lagi Maha Mulia."
Akhirnya tibalah ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman, dan bertanyalah nabi Sulaiman: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya , bagaimana mungkin bahwa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahwa tahta itu berada di istana takkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balqis berada dalam binggung, keheranan melihat tahtanya sudah berpindah ke istana Sulaiman ia dibawa masuk kedalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun utuk menerimannya. Lantai-lantai dan dingingnya terbuat dari kaca putih, balqis segera menyingkap pakainnya ke atas betisnya ketika berada dalam ruanga itu, ia mengira berada diatas sebuah kolam air yang dapat membasahi pakaiannya. Berkata Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu, engkau tidak berada di atas kolam air, apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh, Tuhanku," Balqis berkata menyadari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukan oleh Nabi Sulaiman, dan dia berkata "Aku telah lama tersesat berpaling darpada-Mu, malalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh, kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Dan menurut para ahli tafsir akhirnya Nabi Sulaiman dan Balqis ratu Saba akhirnya menikah.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 - 44
Sekian dan Terim Kasih!
Baca juga kisah 25 Nabi lainnya, disini.
0 Response to "KISAH NABI SULAIMAN AS"
Post a Comment